Senin, 31 Oktober 2011
mengapa koperasi di Indonesia sulit berkembang
Posted by Siti Ma'rifah on 04.07
Mengapa Koperasi di Indonesia Sulit Berkembang
           
Sejak awal kelahirannya Koperasi diharapkan menjadi soko guru
perekonomian Indonesia. Pola pengorganisasian dan pengelolaannya yang
melibatkan partisipasi setiap anggota dan pembagian hasil usaha yang cukup adil
menjadikan koperasi sebagai harapan perngembangan perekonomian Indonesia.
           
Dukungan dari pemerintah dan berbagai lembaga lainnya membuat koperasi dapat
tumbuh subur di tanah air, akan tetapi perkembangan koperasi tidak senantiasa
semulus apa yang diharapkan dan dibayangkan. Banyak permasalahan dan kendala
yang dihadapi dalam setiap perkembangannya, harapan menjadikan koperasi menjadi
soko guru perekonomian Indonesia belum dapat diwujudkan.
           
Pada prakteknya, banyak koperasi yang setelah berkembang justru kehilangan jiwa
koperasinya.  Dominasi pengurus dalam melaksanakan kegiatan usaha dan
koperasi yang membentuk PT (Perseroaan Terbatas) merupakan indikasi
kekurang-mampuan koperasi mengembangkan usaha dengan tetap mempertahankan
prinsip koperasi.
           
Dalam kondisi sosial dan ekonomi yang sangat diwarnai oleh peranan dunia usaha,
maka mau tidak mau peran dan juga kedudukan  koperasi di Indonesia dalam
masyarakat akan sangat ditentukan oleh perannya dalam kegiatan usaha (bisnis).
Persaingan telah menuntut tersedianya rancangan strategi-strategi  dan
kiat-kiat tertentu agar koperasi dapat tumbuh dan berkembang dalam kancah
persaingan yang semakin ketat. Hal ini menyatakan bahwa kondisi perkoperasian
saat ini cukup sulit dan menghambat kemajuan koperasi di Indonesia. 
           
Adapun salah satu faktor utamanya adalah ketidak mampuan koperasi menjalankan
fungsi sebagai mana yang ‘dijanjikan’, serta banyak melakukan penyimpangan atau
kegiatan lain yang mengecewakan masyarakat,seperti faktor-faktor berikut ini :
      Partisipasi ini erat
kaitannya dengan pemahaman anggota koperasi terhadap definisi dan peran
koperasi secara menyeluruh dalam arti yang sebenarnya,fakta yang terjadi adalah
anggota koperasi tidak menunjukkan partisipasinya baik itu kontributif maupun
insentif terhadap koperasi itu sendiri
      Kegiatan koperasi yang
tidak berkembang membuat sumber modal menjadi terbatas ,dan mengakibatkan
kurangnya dukungan serta kontribusi dari para anggota untuk berpartisipasi
membuat koperasi. Oleh karena itu, semua masalah berpangkal pada partisipasi
anggota dalam mendukung terbentuknya koperasi yang tangguh, dun memberikan
manfaat bagi seluruh anggotanya, serta masyarakat sekitar
      Sejumlah koperasi tidak
memiliki sumber daya manusia yang mampu mengelola koperasi dengan baik.
Permodalannya juga sering belum mencukupi. Koperasi juga sering mengalami
masalah teknis dalam memasarkan produk yang dihasilkan. Di sisi lain,
produk-produk tersebut seringkali tidak bisa bersaing dengan produk industri.
      Selain itu terdapat
beberapa hal yang menyebabkan sulitnya perkembangan Koperasi di
Indonesia,antara lain :
1)      Image koperasi sebagai ekonomi kelas
dua masih tertanam dalam benak orang – orang Indonesia sehingga, menjadi
sedikit penghambat dalam pengembangan koperasi menjadi unit ekonomi yang lebih
besar ,maju dan punya daya saing dengan perusahaan – perusahaan besar.
2)      Perkembangan koperasi di Indonesia yang
dimulai dari atas (bottom up)tetapi dari atas (top down) ,artinya koperasi
berkembang di indonesia bukan dari kesadaran masyarakat, tetapi muncul dari
dukungan pemerintah yang disosialisasikan ke bawah.Dalam hal ini seharusnya,
pemerintah bekerja double selain mendukung juga harus mensosialisasikanya dulu
ke bawah sehingga rakyat menjadi mengerti akan manfaat dan tujuan dari
koperasi. 
3)      Tingkat partisipasi anggota koperasi
masih rendah, ini disebabkan sosialisasi yang belum optimal. Masyarakat yang
menjadi anggota hanya sebatas tahu koperasi itu hanya untuk melayani konsumen
seperti biasa, baik untuk barang konsumsi atau pinjaman. Artinya masyarakat
belum tahu esensi dari koperasi itu sendiri, baik dari sistem permodalan maupun
sistem kepemilikanya. Keadaan seperti ini tentu sangat rentan terhadap
penyelewengan dana oleh pengurus, karena tanpa partisipasi anggota tidak ada
kontrol dari anggota nya sendiri terhadap pengurus.
4)      Manajemen koperasi yang belum
profesional, ini banyak terjadi di koperasi koperasi yang anggota dan
pengurusnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah. 
5)     
Pemerintah terlalu memanjakan koperasi, ini juga menjadi alasan kuat
mengapa koperasi Indonesia tidak mengalami kemajuan. Selain
merugikan pemerintah bantuan seperti ini pula akan menjadikan koperasi tidak
bisa bersaing karena terus terusan menjadi benalu negara. Seharusnya pemerintah
mengucurkan bantuan dengan sistem pengawasan yang baik, walaupun bentuk dananya
hibah yang tidak perlu dikembalikan. Dengan pengawasan dan bantuan akan
membantu koperasi menjadi lebih profesional, mandiri dan mampu bersaing.
6)     
Prinsip
koperasi Rochdale bagian kerjasama dan sukarela serta terbuka , tidak
dijalankan dengan baik di Indonesia, karena koperasi Indonesia bersifat
tertutup dan terjadi pengkotak kotakan. Keanggotaan koperasi hanya berlaku
untuk yang seprofesi saja dan menyebabkan pergerakan koperasi tidak maksimal,
walaupun sudah di bentuk koperasi sekunder tetapi belum mampu menyatukan kerja
sama antar koperasi yang berbeda beda jenis. 
Sumber :
http://community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_1893/title_sejarah-koperasi-perkembangan-di-indonesia/

 

0 komentar:
Posting Komentar