Nama : Siti Ma’rifah (16210599)
Kelasa : 2EA11
Bisakah Uang Membeli Kebahagiaan?
Yang bisa membeli banyak hal di dunia ini. Ada
istilah "Ada uang, Abang disayang. Tak ada uang, Abang ditendang."
Istilah itu seakan menggambarkan bahwa rasa sayang seseorang dihitung
berdasarkan kadar uang yang dimiliki pasangannya. Sedemikian berkuasanya uang
dalam kehidupan. Namun, bisakah uang membeli kebahagiaan?
Menurut
satu polling yang dilakukan oleh para peneliti di Marist Institute for Public
Opinion di Marist College, Amerika Serikat, pendapatan tahunan sebesar 50 ribu
dolar AS mencukupi untuk meningkatkan kesejahteraan seseorang. Uang sebesar itu
cukup pula bagi seseorang untuk merasa bahagia dan puas atas kehidupannya.
Para
peneliti melakukan survei dengan mewawancarai 1.235 responden warga AS. Mereka
ditanyai soal tingkat kebahagiaannya berdasarkan beberapa hal, yaitu keluarga,
keamanan bertetangga, situasi rumah, kehidupan spiritual, kesehatan, teman,
waktu bekerja, waktu luang, keuangan, dan komunitasnya. Mereka juga ditanyai
soal pendapatan tahunannya untuk rumah tangga.
Penelitian
itu menemukan bahwa pendapatan tahunan sebesar itulah yang memperlihatkan
situasi bahagia dan kepuasan seseorang. Untuk pendapatan yang kurang dari 50
ribu dolar AS per tahun memperlihatkan bahwa responden kurang bahagia
dibandingkan mereka yang mendapat uang lebih dari sekian itu.
Perbedaannya
cukup besar di antara kedua kelompok itu. Hal tersebut dilihat dari kepuasannya
dalam rumah tangga, hubungan dengan teman, dan kepuasan lainnya dalam hidup.
Berdasarkan
tingkat pendapatan, survei yang dilansir Livescience.com itu menyatakan, survei
memperlihatkan bahwa 64 persen warga AS mengalami kesulitan keuangan di masa
lalunya. Disebutkan bahwa dari jumlah sekian itu, ada 57 persen pemotongan
pengeluaran, 26 persen perpanjangan masa pensiun, 17 persen punya kesulitan
pembayaran kesehatan, 14 persen kesulitan membayar hipotek, dan 12 persen
kesulitan menebus resep dokter.
"Uang
mungkin tak secara langsung dapat membeli kebahagiaan. Tapi, di studi saya
jelas memperlihatkan bahwa uang jadi faktor penting untuk kepuasan dalam
kualitas hidup.
Hal
ini, tak hanya memperlihatkan bagaimana peranan pendapatan atas kehidupan, tapi
juga bagaimana sulitnya situasi perekonomian berpengaruh pada kehidupan banyak
orang.
0 komentar:
Posting Komentar