twitter

Rabu, 04 Januari 2012

kuliah dan kerjasama penting

Nama : Siti Ma'rifah (16210599)
Kelas : 2EA11
KULIAH dan KERJASAMA PENTING
Kuliah sambil kerja bukan hal baru di kalangan mahasiswa. Beragam alasan pun melatarbelakanginya. Dari yang iseng sampai karena faktor ekonomi. Keputusan kerja sambil kuliah sebenarnya beresiko, tapi tingkatnya pasti berbeda-beda berdasarkan pekerjaan yang Anda geluti.
Beruntung, bagi mereka yang bekerja di instansi pemerintah, mungkin lebih mudah mengatur waktu karena jam kerja yang lebih fleksibel. Atau bekerja tanpa keterikatan (freelance) maupun  shift, setidaknya anda isa meminimalkan resiko dengan mengatur jadwal kerja dengan kuliah.
Tetapi bagi mereka yang bekerja di instansi swasta, ketatnya jam kerja membuat kita kesulitan mengatur waktu. Belum lagi adanya jam kerja tambahan atau lembur. Kendala-kendala tersebut kerap membuat kita kelelahan, karena stamina terkuras. Selain itu, banyak juga perusahaan yang tidak mau karyawannya sambil kuliah karena khawatir mengganggu kerja dan merugikan perusahaan.
Kerja sambil kuliah memang terasa sulit. Begitu jam kantor selesai, kita harus bergegas secepatnya pergi ke kampus agar tidak terlambat. Belum lagi jarak antara kantor dan kampusnya lumayan jauh.
Awalnya memang terasa sulit,namun lama kelamaan akhirnya terbiasa juga. Yang penting, ada kemauan dan terus berusaha. Tak jarang kita bisa mencuri waktu di sela-sela pekerjaan untuk membaca bahan kuliah.
Ketika memasuki masa ujian, saya sering curi waktu di sela-sela pekerjaan untuk membaca bahan kuliah.
Tetapi mahasiswa juga tidak bisa memilih pekerjaan sesuai hati karena hanya bermodalkan ijazah SLTA. Bayangkan saja, sarjana S1 sekarang sulit mencari pekerjaan apalagi lulusan SMA. Maka itu, mahasiswa harus kritis menalar pekerjaan yang mungkin bisa didapat dengan konsekuensi yang sudah dipersiapkan pula.
Misalnya, Erni Andriani Soraya yang bekerja sebagai penyiar radio dengan tujuan mencari pengalaman sekaligus membiayai uang kuliah agar tidak membebani orangtua. Hebatnya, hal ini sudah dilakukan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Pembangunan” (STIK-P) Medan ini sejak duduk di bangku SMA.
 “Aku selalu memilih pekerjaan yang nggak full time, misalnya penyiar radio yang bekerja maksimal 3 jam sehari atau sekarang sebagai seorang guru yang bekerja dari jam 8 pagi sampai 1 siang. Aku tetap bisa kuliah dan membagi waktu karena memang kampusku masuk sore,” ujar mahasiswa konsentrasi Public Relations semester 7 ini, Jumat.
Faktanya, tuntutan dan persaingan dalam dunia kerja tak hanya diminta pengalaman dan profesionalitas melainkan kemampuan intelektual untuk menunjang karier. Fenomenanya, banyak kita lihat mahasiswa S1 yang sudah ‘berumur’ ingin lanjut menyelesaikan studi.
Terlepas itu, banyak hal positif yang bakal kita peroleh. Selain punya penghasilan sendiri, pengalaman yang dapatkan pastinya bermanfaat mendukung perkuliahan kita. Kuliah sambil bekerja merupakan pilihan tiap individu. Tapi jangan pernah lupa bahwa pendidikan itu tetap prioritas.

0 komentar:

Posting Komentar