twitter

Selasa, 07 Mei 2013


TULISAN...

BEROBAT SECARA HERBAL
I.    Pendahuluan
Di zaman yang semakin canggih dan serba praktis, memungkinkan kita ingin melakukan hal yang serba instan. Kita akan melakukan hal yang praktis dan instan tanpa memperhatikan hasil yang akan didapat dibandingkan melakukan hal dengan suatu proses. Dengan hal tersebut kita lupa  bahwa kita hidup di bumi yang semakin tua dan banyaknya pencemaran lingkungan, sehingga membuat kesehatan kita bisa terancam.
Dari semua hal diatas membuat kita lupa dan sering mengabaikan kesehatan. Bahkan kesehatan dihidup kita diprioritaskan untuk yang kesekian dengan hal lainnya. Kita lebih suka menggunakan sesuatu yang praktis begitu juga untuk kesehatan.
Tak dapat disangkal lagi bahwa setiap orang pasti menginginkan yang namanya kesehatan. Siapa sih yang tidak ingin sehat? Kesehatan akan lebih berarti saat orang sedang sakit atau begitu menginginkan kesembuhan, terlebih di saat sekarang, kesehatan boleh dibilang sudah kebutuhan primer setiap orang, sehingga orang kadang susah tutup mata terhadap biaya untuk kesehatan yang semakin membumbung tinggi.
Namun, pada kenyatanya biaya yang dikeluarkan kadang tidak sebanding dengan hasil yang didapatkan. Mungkin obat bisa dibeli, namun kesembuhan siapa yang bisa jamin? Terlebih pada beberapa kasus pengobatan secara medis, dengan memakai obat-obatan sintesis (kimiawi) tak jarang malah meperburuk kesehatan dan bahkan merusak organ-organ lain dalam tubuh. Dan sangat wajar, di tengah frustasinya masyarakat dalam memperoleh   kesembuhan, ada sebuah ide yang mengetengahkan prinsip kesehatan kembali pada alam. Karena pada dasarnya alam selalau menghendaki keseimbangan dan keselarasan. Sehingga munculah apa yang dinamakan pengobatan alami.
Pengobatan alami sering kita kenal dengan pengobatan secara herbal. Pengobatan secara herbal adalah pengobatan yang tradisioanal dan turun- temurun yang menggunakan bahan- bahan alam yang ada dibumi kita. Pengobatan herbal memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini digencarkan penggunannya kerena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediannya. Berobat secara herbal tidak terlalu menyebabkan efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh kita.
Namun pengobatan secara herbal belum dapat dipahami oleh masyarakat luas, karena banyak masyarakat yang beranggapan pengobatan herbal adalah pengobatan yang kuno dan penyembuhannya mungkin melakukan waktu yang lama dibandingakan dengan pengobatan yang praktis. Berdasarkan pemikiran tersebut membuat saya tertarik membuat tulisan yang berkaitan dengan pengobatan secara herbal,agar dapat dimanfaatkan dan memberi sedikit perluasan pemikiran akan pengobatan yang kuno, yang kaya akan manfaat secara nyata dalam kehidupan sehari- hari dan dapat meningkatkan kesehatan yang lebih alami.

II.Isi
Pengertian obat herbal
Obat herbal sendiri juga bisa diartikan sebagai tanaman atau bagian dari tanaman yang digunakan sebagai pemberi aroma, perasa, atau untuk pengobatan. Lebih jauh saat ini cakupanya diperluas menjadi binatang ataupun organisme atau bagian dari suatu organisme yang dibunakan untuk tujuan pengobatan.
Berdasarkan pengertian obat herbal  diatas, dikembangkan pengelompokan tingkat herbal, dimana obat herbal yang  saat ini telah diakui oleh ilmu kedokteran modern adalah  obat herbal yang telah melalui tiga uji penting, yaitu:
·         uji praklinik (uji khasiat dan toksisitas)
·         uji teknologi farmasi untuk menentukan identitas atau bahan berkhasiat secara seksama hingga dapat dibuat produk yang terstandardisasi
·         uji klinis kepada pasien. Agar setara dengan obat modern, obat tradisional harus melewati berbagai proses tersebut. Apabila telah lulus uji klinis, obat herbal tersebut kemudian disebut fitofarmaka yang layak diresepkan oleh dokter dan dapat beredar di pusat pelayanan kesehatan.
Berdasarkan tingkatan uji klinisnya, obat tradisonal dapat digolongkan menjadi:
1.      Jamu (empirical based herbal medicine)
2.      Obat ekstrak alam/obat herbal terstandar (scientific based herbal medicine)
3.      Fitofarmaka (clinical based herbal medicine).

Menurut pengertian diatas, Jamu adalah jenis herbal yang belum melalui proses uji kelayakan, hanya berdasarkan pengalaman masyarakat, sedangkan obat herbal terstandar telah diuji khasiat dan toksisitasnya (kandungan racun), namun belum diujicobakan penggunaannya pada pasien.

Sejarah Pengobatan Secara Herbal
Perkembangan pengobatan dengan memanfaatkan tumbuhan berkhasiat obat telah dicapai seiring dengan perkembangan kedokteran barat yang telah diakui dunia internasional. Penggunaan herbal atau tanaman obat sebagai obat dikatakan sama tuanya dengan umur manusia itu sendiri. Sejak jaman dahulu makanan dan obat-obatan tidak dapat dipisahkan dan banyak tumbuh-tumbuhan dimakan karena khasiatnya yang menyehatkan.
Pada jaman mesir kuno,  dimana para budak diberi ransum bawang setiap hari untuk membantu menghilangkan banyak penyakit demam dan infeksi yang umum terjadi pada masa itu.  Sejak itu Catatan pertama tentang penulisan tanaman obat dan berbagai khasiatnya telah dikumpulkan oleh orang-orang mesir kuni. Dimana saat itu para pendeta Mesir kuno telah melakukan dan  mempraktekkan pengobatan herbal. Dari abad 1500 SM telah dicatat membuat berbagai tanaman obat, termasuk jintan dan kayu manis.
Oran-orang Yunani dan Romawi kuno juga telah melakukan pengobatan herbal. Disaat mereka mengadakan perjaalanan ke berbagai daratan yang baru para dokter mereka menemukan berbagai tanaman obat baru seperti rosemary dan lavender. Hal itupun langsung diperkenalkan pada berbagai daerah baru. Berbagai kebudayaan yang lain yang memiliki sejarah penggunaan pengobatan dengan menggunakan tanaman obat atau herbal adalah orang Cina dan India.

Pemanfaatan Obat Herbal
Minat orang untuk mengonsumsi obat herbal serta pengobatan tradisional terus meningkat. Pada umumnya mereka menganggap tanaman obat lebih alami sehingga lebih aman.
Di Indonesia saja, menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 yang dilakukan Kementrian Kesehatan menunjukkan, 59,12 persen penduduk pernah mengonsumsi jamu dan 95 persen dari jumlah tersebut mengakui manfaat ramuan tradisional untuk kesehatan.

Meskipun Indonesia memiliki bahan baku tanaman obat berlimbah, tetapi inovasi obat herbal melalui riset masih menjadi tantangan besar. Memang kita sudah mengenali manfaat 9.000 tanaman obat dari keseluruhan 35.000 tanaman obat di tanah air, namun herbal terstandar yang kita miliki baru 38 jenis dan baru enam fitofarmaka yang kita miliki.

Uji keamanan herbal dalam industri jamu merupakan hal yang sangat penting karena tidak semua herbal aman. Sebelum dipasarkan tanaman obat harus melalui uji praklinis sehingga bisa disebut sebagai obat herbal terstandar.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka agar dapat memanfaatkan tumbuhan obat perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.      Khasiat dan manfaat tanaman herbal
Bila kita ingin mengkonsumsi suatu tanaman obat herbal untuk pengobatan, yang pertama harus kita tahu yaitu informasi yang lengkap dari tanaman tersebut, akankah dia sudah dikaji,diuji, dan diteliti secara klinis sehingga tanaman tersebut termasuk tanaman yang alami dan patut kita konsumsi untuk kesehatan.

2.      Tetap perlu diagnosis

Meskipun dalam pengertian obat herbal mengatakan bahwa obat herbal semua berasal dari alam tidak serta merta bisa digunakan seenaknya. Herbal tidak bisa diminum sembarangan karena respon tiap Individu bisa berbeda satu sama lain. Meski punya keluhan sama, belum tentu herbal yang diberikan cocok antara satu pasien dengan pasien lain. Karena itu, sebelum memberi pengobatan herbal, seharusnya ditentukan duludiagnosis (jenis penyakit) pasien. Seperti pengobatan umumnya, diagnosis ini ditegakkan melalui wawancara dengan pasien, pemeriksaan fisik, dan kalau perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium atau radiologi. Bahkan jika perlu harus ditangani dulu oleh dokter spesialis atau sub spesialis. Dari diagnosis ini akan diketahui pengobatan yang tepat untuk pasien. Tidak bisa disamakan penanganan antara satu penyakit dengan penyakit lainnya. Bahkan penyakit yang sama pun bisa berbeda penaganannya bagi setiap individu. Pengobatan yang tepat harus diawali dari diagnosis yang tepat. Jadi pengertian obat herbal yang mengatakan bebas bahan kimia serta 100% aman perlu ditelaah kembali.




III.           Penutup

Kesimpulan :
Berobat secara herbal memang dinyatakan aman dibandingkan dengan obat kimiawi. Namun, perlu ada pengujian bahan yang akan digunakan untuk pengobatan herbal. Tidak semua bahan herbal dinyatakan aman. Hanya saja tingkat keamanan lebih besar dibandingkan obat kimiawi. Perlu ada tahap- tahap yang harus diuji dalam obat herbal. Obat herbal sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari- hari pada masyarakat luas. Selain harga yang terjangkau dan bahan yang mungkin mudah untuk ditemukan banyak kalangan luas menerapkan herbal dalam kehidupannya.



Saran:
Agar semua lapisan menggunakan pengobatan herbal dalam kehidupannya. Perlu adanya paparan hal tentang bahan- bahan herbal. Bisa dari berbagai media ataupun lainnya. Sehingga pemikiran masyarakat akan obat herbal semakin luas dan herbal bisa diterapkan dalam kehidupan.Karena pengobatan herbal sangat bermanfaat dan meminimalisir tingkat bahaya dalam tubuh dibanding obat kimiawi.



0 komentar:

Posting Komentar