EFEK RUMAH KACA
PENDAHULUAN
Keadaan suhu di bumi
sekarang ini semakin hari semakin panas kita rasakan. Suhu pun tidak stabil.
Cuaca yang tidak menentu membuat kehidupan di muka bumi ini terancam.
Pembangunan gedung-gedung besar dan tinggi serta pembabatan hutan secara liar
merupakan salah satu penyebab makin panasnya suhu bumi – karena tidak
seimbangnya kadar karbon dioksida di udara dengan polusi yang ditimbulkan oleh
msin-mesin industri, asap kendaraan bermotor, dan lain-lain.
Sejak revolusi
industri tahun 1750, industrialisasi di dunia – khususnya di Eropa terus
meningkat. Ini menyebabkan kadar gas yang berbahaya semakin tajam. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi membuat orang lupa akan kelestarian lingkungannya,
namun seiring dengan itu usaha-usaha perbaikan lingkungan pun juga gencar
dilaksanakan.
PEMBAHASAN
A. Pengenalan
Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca, pertama kali ditemukan oleh Joseph
Fourier pada 1824, merupakan sebuah proses di mana atmosfer memanaskan sebuah
planet. Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit
alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca.
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal
berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek
rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia (lihat juga
pemanasan global). Yang belakangan ini diterima oleh semua; yang pertama
diterima kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat.
Ketika radiasi matahari tampak maupun tidak tampak
dipancarkan ke bumi, 10 energi radiasi matahari itu diserap oleh berbagai gas
yang ada di atmosfer, 34% dipantulkan oleh awan dan permukaan bumi, 42% membuat
bumi menjadi panas, 23% menguapkan air, dan hanya 0,023% dimanfaatkan tanaman
untuk perfotosintesis.
Malam hari permukaan bumi memantulkan energi dari
matahari yang tidak diubah menjadi bentuk energi lain seperti diubah menjadi
karbohidrat oleh tanaman dalam bentuk radiasi inframerah. Tetapi tidak semua
radiasi panas inframerah dari permukaan bumi tertahan oleh gas-gas yang ada di
atmosfer. Gas-gas yang ada di atmosfer menyerap energi panas pantulan dari bumi.
Dalam skala yang lebih kecil – hal yang sama juga
terjadi di dalam rumah kaca. Radiasi sinar matahari menembus kaca, lalu masuk
ke dalam rumah kaca. Pantulan dari benda dan permukaan di dalam rumah kaca
adalah berupa sinar inframerah dan tertahan atap kaca yang mengakibatkan udara
di dalam rumah kaca menjadi hangat walaupun udara di luar dingin. Efek
memanaskan itulah yang disebut efek rumah kaca atau ”green house
effect”. Gas-gas yang berfungsi bagaikan pada rumah kaca disebut gas rumah
kaca atau ”green house gases”.
B. Pengaruh
Rumah Kaca
Pengaruh rumah kaca terbentuk dari interaksi antara
atmosfer yang jumlahnya meningkat dengan radiasi solar. Meskipun sinar matahari
terdiri atas bermacam-macam panjang gelombang, kebanyakan radiasi yang mencapai
permukaan bumi terletak pada kisaran sinar tampak. Hal ini disebabkan ozon yang
terdapat secara normal di atmosfer bagian atas, menyaring sebagian besar sinar
ultraviolet. Uap air atmosfer dan gas metana dari pembusukan – mengabsorpsikan
sebagian besar inframerah yang dapat dirasakan pada kulit kita sebagai panas.
Kira-kira sepertiga dari sinar yang mencapai permukaan bumi akan direfleksikan
kembali ke atmosfer.
Sebagian besar sisanya akan diabsorpsikan oleh
benda-benda lainnya. Sinar yang diabsorpsikan tersebut akan diradiasikan
kembali dalam bentuk radiasi inframerah dengan gelombang panjang atau panas
jika bumi menjadi dingin. Sinar dengan panjang gelombang lebih tinggi tersebut
akan diabsorpsikan oleh karbon dioksida atmosfer dan membebaskan panas sehingga
suhu atmosfer akan meningkat. Karbon dioksida berfungsi sebagai filter satu
arah, tetapi menghambat sinar dengan panjang gelombang lebih untuk melaluinya
dari arah yang berlawanan. Aktivitas filter dari karbon dioksida mengakibatkan
suhu atmosfer dan bumi akan meningkat. Keadaan inilah yang disebut pengaruh
rumah kaca.
Pengaruh karbon dioksida yang dihasilkan dari
pencemaran udara berbentuk gas yang salah satunya adalah dari rumah kaca.
Karbon dioksida mempunyai sifat menyerap sinar (panas) matahari yaitu sinar
inframerah – sehingga temperatur udara menjadi lebih tinggi karenanya. Apabila
kadar yang lebih ini merata di seluruh permukaan bumi, temperatur udara
rata-rata di seluruh permukaan bumi akan sedikit naik, dan ini dapat
mengakibatkan meleburnya es dan salju di kutub dan di puncak-puncak pegunungan,
sehingga permukaan air laut naik.
C. Mekanisme
Terjadinya
Proses terjadinya efek rumah kaca ini berkaitan dengan
daur aliran panas matahari. Kurang lebih 30% radiasi matahari yang mencapai
tanah dipantulkan kembali ke angkasa dan diserap oleh uap, gas karbon dioksida,
nitrogen, oksigen, dan gas-gas lain di atmosfer. Sisanya yang 70% diserap oleh
tanah, laut, dan awan. Pada malam hari tanah dan badan air itu relatif lebih
hangat daripada udara di atasnya. Energi yang terserap diradiasikan kembali ke
atmosfer sebagai radiasi inframerah, gelombang panjang atau radiasi energi
panas. Sebagian besar radiasi inframerah ini akan tertahan oleh karbon dioksida
dan uap air di atmosfer. Hanya sebagian kecil akan lepas ke angkasa luar.
Akibat keseluruhannya adalah bahwa permukaan bumi dihangatkan oleh adanya
molekul uap air, karbon dioksida, dan semacamnya. Efek penghangatan ini dikenal
sebagai efek rumah kaca.
Sedangkan proses secara singkatnya yaitu ketika sinar
radiasi matahari menembus kaca sebagai gelombang pendek sehingga panasnya
diserapa oleh bumi dan tanaman yang ada di dalam rumah kaca tersebut. Untuk
selanjutnya, panas tersebut di radiasikan kembali namun dengan panjang
gelombang yang panjang(panjang geklombang berbanding dengan energi) sehingga
sinar radiasi tersebut tidak dapat menembus kaca. Akibatnya, suhu di dalam
rumah kaca lebih tinggi dibandingkan dengan suhu yang di luar rumah kaca.
D. Dampak Rumah
Kaca
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan
adanya perubahan iklim yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan
terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya
untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan
mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya
permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu
air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang
mengakibatkan negara Kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
Menurut perkiraan, efek rumah kaca telah meningkatkan
suhu bumi rata-rata 1-5°C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap
seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5°C
sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di
atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari
permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi
menjadi meningkat.
Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi
gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan
konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran
bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang
melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorpsinya. Energi
yang masuk ke bumi mengalami: 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di
atmosfer 25% diserap awan 45% diabsorpsi permukaan bumi 5% dipantulkan kembali
oleh permukaan bumi.
Energi yang diabsorpsi dipantulkan kembali dalam
bentuk radiasi infra merah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar
infra merah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan
gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek
rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara
siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek
rumah kaca adalah sulfur dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO) dan
nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas
metana (CH4) dan khloro fluoro karbon (CFC). Gas-gas tersebut
memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.
E. Usaha
Mengurangi Efek Rumah Kaca
Banyak hal gampang yang bisa kita lakukan untuk
mengurangi efek rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global. Caranya, kita
bisa mematikan lampu dan peralatan elektronik saat tidak digunakan. Selain
hemat energi dan uang untuk bayar listrik, juga mengurangi polusi karena
penggunaan bahan bakar. Rajin-rajin memanggil tukang servis AC. Carpooling atau
berangkat bareng teman atau keluarga ke sekolah, tempat les, atau mal. Selain
mengurangi kemacetan, kita juga menghemat energi. Saat mencetak tugas, usahakan
memakai dua sisi kertas. Plastik adalah bahan yang sulit untuk diuraikan. Kalau
dibakar, plastik akan menjadi zat racun atau polusi. Pemakaian kantong plastik
saat belanja harus dikurangi. Seluruh plastik itu hanya menjadi sampah. Coba
deh pakai tas karton atau tas kanvas.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Efek rumah kaca
menyebabkan kenaikan suhu bumi – sehingga mempengaruhi iklim secara global.
2. Namun demikian,
efek rumah kaca juga berdampak positif, seperti tetap berlangsungnya kegiatan
pertanian pada musim dingin oleh orang-orang Eropa.
3. Efek rumah kaca
menimbulkan dampak-dampak negatif lainnya yang menyebabkan kerugian pada
manusia dan makhluk hidup lainnya.
Saran
1. Penggunaan emisi
gas karbon dioksida, mobil-mobil yang boros bahan bakar sebaiknya lebih
diefisienkan.
2. Mengganti bahan
bakar minyak dengan tenaga tata surya yang ramah lingkungan.
3. Penghijauan
kembali hutan-hutan yang sudah ditebang untuk mengurangi kadar karbon dioksida.
4. Penganekaragaman
bahan bakar minyak, gas, tenaga listrik, bahkan tenaga tata surya.
5. Bagi
negara-negara berkembang seperti Indonesia sebaiknya melakukan pemeliharaan
kendaraan emisi gas karbon dioksida atau dengan kata lain melaksanakan program
Langit Biru untuk mengurangi kadar polusi udara yang sudah di ambang batas –
terutama di kota-kota besar seperti Jakarta.
6. Efek rumah kaca
yang tidak terkendali dapat menyebabkan perubahan ekologi yang sulit ditebak,
seperti perubahan suhu dan pola hutan yang mengurangi produktivitas pertanian.
7. Kerugian
Indonesia di bidang pertanian karena perubahan iklim yang disebabkan oleh
dampak efek rumah kaca diperkirakan sangat besar. ANGLAS (Asian Least Gost
Greenhouse Gas Abatement Strategy) memaparkan bahwa efek rumah kaca
mengakibatkan antara lain: naiknya permukaan air laut, krisis air bersih,
meningkatnya frekuensi penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, rusaknya
infrastruktur daerah tepi pantai, dan menurunnya produksi pertanian.
DAFTAR PUSTAKA