TULISAN...
BEROBAT SECARA HERBAL
I.
Pendahuluan
Di zaman yang semakin
canggih dan serba praktis, memungkinkan kita ingin melakukan hal yang serba
instan. Kita akan melakukan hal yang praktis dan instan tanpa memperhatikan
hasil yang akan didapat dibandingkan melakukan hal dengan suatu proses. Dengan
hal tersebut kita lupa bahwa kita hidup
di bumi yang semakin tua dan banyaknya pencemaran lingkungan, sehingga membuat
kesehatan kita bisa terancam.
Dari semua hal diatas
membuat kita lupa dan sering mengabaikan kesehatan. Bahkan kesehatan dihidup kita
diprioritaskan untuk yang kesekian dengan hal lainnya. Kita lebih suka
menggunakan sesuatu yang praktis begitu juga untuk kesehatan.
Tak
dapat disangkal lagi bahwa setiap orang pasti menginginkan yang namanya
kesehatan. Siapa sih yang tidak ingin sehat? Kesehatan akan lebih berarti saat
orang sedang sakit atau begitu menginginkan kesembuhan, terlebih di saat
sekarang, kesehatan boleh dibilang sudah kebutuhan primer setiap orang,
sehingga orang kadang susah tutup mata terhadap biaya untuk kesehatan yang
semakin membumbung tinggi.
Namun,
pada kenyatanya biaya yang dikeluarkan kadang tidak sebanding dengan hasil yang
didapatkan. Mungkin obat bisa dibeli, namun kesembuhan siapa yang bisa jamin?
Terlebih pada beberapa kasus pengobatan secara medis, dengan memakai
obat-obatan sintesis (kimiawi) tak jarang malah meperburuk kesehatan dan bahkan
merusak organ-organ lain dalam tubuh. Dan sangat wajar, di tengah frustasinya
masyarakat dalam memperoleh kesembuhan, ada sebuah ide yang mengetengahkan
prinsip kesehatan kembali pada alam. Karena pada dasarnya alam selalau
menghendaki keseimbangan dan keselarasan. Sehingga munculah apa yang dinamakan
pengobatan alami.
Pengobatan alami sering
kita kenal dengan pengobatan secara herbal. Pengobatan secara herbal adalah
pengobatan yang tradisioanal dan turun- temurun yang menggunakan bahan- bahan
alam yang ada dibumi kita. Pengobatan herbal memang bermanfaat bagi kesehatan,
dan kini digencarkan penggunannya kerena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik
harga maupun ketersediannya. Berobat secara herbal tidak terlalu menyebabkan
efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh kita.
Namun pengobatan secara
herbal belum dapat dipahami oleh masyarakat luas, karena banyak masyarakat yang
beranggapan pengobatan herbal adalah pengobatan yang kuno dan penyembuhannya
mungkin melakukan waktu yang lama dibandingakan dengan pengobatan yang praktis.
Berdasarkan pemikiran tersebut membuat saya tertarik membuat tulisan yang berkaitan
dengan pengobatan secara herbal,agar dapat dimanfaatkan dan memberi sedikit perluasan
pemikiran akan pengobatan yang kuno, yang kaya akan manfaat secara nyata dalam
kehidupan sehari- hari dan dapat meningkatkan kesehatan yang lebih alami.
II.Isi
Pengertian
obat herbal
Obat herbal sendiri juga bisa diartikan sebagai tanaman atau
bagian dari tanaman yang digunakan sebagai pemberi aroma, perasa, atau untuk
pengobatan. Lebih jauh saat ini cakupanya diperluas menjadi binatang ataupun
organisme atau bagian dari suatu organisme yang dibunakan untuk tujuan
pengobatan.
Berdasarkan pengertian obat herbal
diatas, dikembangkan pengelompokan tingkat herbal, dimana obat herbal yang
saat ini telah diakui oleh ilmu kedokteran modern adalah obat
herbal yang telah melalui tiga uji penting, yaitu:
·
uji
praklinik (uji khasiat dan toksisitas)
·
uji
teknologi farmasi untuk menentukan identitas atau bahan berkhasiat secara
seksama hingga dapat dibuat produk yang terstandardisasi
·
uji klinis
kepada pasien. Agar setara dengan obat modern, obat tradisional harus melewati
berbagai proses tersebut. Apabila telah lulus uji klinis, obat herbal tersebut
kemudian disebut fitofarmaka yang layak diresepkan oleh dokter dan dapat
beredar di pusat pelayanan kesehatan.
Berdasarkan tingkatan uji klinisnya, obat tradisonal
dapat digolongkan menjadi:
1. Jamu (empirical based herbal
medicine)
2. Obat ekstrak alam/obat herbal
terstandar (scientific based herbal medicine)
3. Fitofarmaka (clinical based herbal
medicine).
Menurut pengertian
diatas, Jamu adalah jenis herbal yang belum melalui proses uji
kelayakan, hanya berdasarkan pengalaman masyarakat, sedangkan obat herbal
terstandar telah diuji khasiat dan toksisitasnya (kandungan racun), namun belum
diujicobakan penggunaannya pada pasien.
Sejarah Pengobatan Secara Herbal
Perkembangan pengobatan dengan
memanfaatkan tumbuhan berkhasiat obat telah dicapai seiring dengan perkembangan
kedokteran barat yang telah diakui dunia internasional. Penggunaan herbal atau
tanaman obat sebagai obat dikatakan sama tuanya dengan umur manusia itu
sendiri. Sejak jaman dahulu makanan dan obat-obatan tidak dapat dipisahkan dan
banyak tumbuh-tumbuhan dimakan karena khasiatnya yang menyehatkan.
Pada jaman mesir kuno, dimana
para budak diberi ransum bawang setiap hari untuk membantu menghilangkan banyak
penyakit demam dan infeksi yang umum terjadi pada masa itu. Sejak itu
Catatan pertama tentang penulisan tanaman obat dan berbagai khasiatnya telah
dikumpulkan oleh orang-orang mesir kuni. Dimana saat itu para pendeta Mesir kuno
telah melakukan dan mempraktekkan pengobatan herbal. Dari abad 1500 SM
telah dicatat membuat berbagai tanaman obat, termasuk jintan dan kayu manis.
Oran-orang Yunani dan Romawi kuno
juga telah melakukan pengobatan herbal. Disaat mereka mengadakan perjaalanan ke
berbagai daratan yang baru para dokter mereka menemukan berbagai tanaman obat
baru seperti rosemary dan lavender. Hal itupun langsung diperkenalkan pada
berbagai daerah baru. Berbagai kebudayaan yang lain yang memiliki sejarah
penggunaan pengobatan dengan menggunakan tanaman obat atau herbal adalah orang
Cina dan India.
Pemanfaatan Obat Herbal
Minat orang untuk mengonsumsi obat herbal serta pengobatan
tradisional terus meningkat. Pada umumnya mereka menganggap tanaman obat lebih
alami sehingga lebih aman.
Di Indonesia saja, menurut Riset
Kesehatan Dasar tahun 2010 yang dilakukan Kementrian Kesehatan menunjukkan,
59,12 persen penduduk pernah mengonsumsi jamu dan 95 persen dari jumlah
tersebut mengakui manfaat ramuan tradisional untuk kesehatan.
Meskipun Indonesia memiliki bahan
baku tanaman obat berlimbah, tetapi inovasi obat herbal melalui riset masih
menjadi tantangan besar. Memang kita sudah mengenali manfaat 9.000 tanaman obat
dari keseluruhan 35.000 tanaman obat di tanah air, namun herbal terstandar yang
kita miliki baru 38 jenis dan baru enam fitofarmaka yang kita miliki.
Uji keamanan herbal dalam industri
jamu merupakan hal yang sangat penting karena tidak semua herbal aman. Sebelum
dipasarkan tanaman obat harus melalui uji praklinis sehingga bisa disebut
sebagai obat herbal terstandar.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka
agar dapat memanfaatkan tumbuhan obat perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1.
Khasiat dan manfaat
tanaman herbal
Bila kita ingin mengkonsumsi suatu tanaman obat herbal
untuk pengobatan, yang pertama harus kita tahu yaitu informasi yang lengkap
dari tanaman tersebut, akankah dia sudah dikaji,diuji, dan diteliti secara
klinis sehingga tanaman tersebut termasuk tanaman yang alami dan patut kita
konsumsi untuk kesehatan.
2. Tetap perlu diagnosis
Meskipun dalam pengertian
obat herbal mengatakan
bahwa obat herbal semua berasal dari alam tidak serta merta bisa digunakan
seenaknya. Herbal tidak bisa diminum sembarangan karena respon tiap Individu
bisa berbeda satu sama lain. Meski punya keluhan sama, belum tentu herbal yang
diberikan cocok antara satu pasien dengan pasien lain. Karena itu, sebelum
memberi pengobatan herbal, seharusnya ditentukan duludiagnosis (jenis penyakit)
pasien. Seperti pengobatan umumnya, diagnosis ini ditegakkan melalui wawancara
dengan pasien, pemeriksaan fisik, dan kalau perlu dilakukan pemeriksaan
laboratorium atau radiologi. Bahkan jika perlu harus ditangani dulu oleh dokter
spesialis atau sub spesialis. Dari diagnosis ini akan diketahui pengobatan yang
tepat untuk pasien. Tidak bisa disamakan penanganan antara satu penyakit dengan
penyakit lainnya. Bahkan penyakit yang sama pun bisa berbeda penaganannya bagi
setiap individu. Pengobatan yang tepat harus diawali dari diagnosis yang tepat.
Jadi pengertian obat
herbal yang mengatakan
bebas bahan kimia serta 100% aman perlu ditelaah kembali.
III.
Penutup
Kesimpulan :
Berobat secara herbal memang dinyatakan aman dibandingkan
dengan obat kimiawi. Namun, perlu ada pengujian bahan yang akan digunakan untuk
pengobatan herbal. Tidak semua bahan herbal dinyatakan aman. Hanya saja tingkat
keamanan lebih besar dibandingkan obat kimiawi. Perlu ada tahap- tahap yang
harus diuji dalam obat herbal. Obat herbal sangat bermanfaat dalam kehidupan
sehari- hari pada masyarakat luas. Selain harga yang terjangkau dan bahan yang
mungkin mudah untuk ditemukan banyak kalangan luas menerapkan herbal dalam
kehidupannya.
Saran:
Agar semua lapisan menggunakan pengobatan herbal dalam
kehidupannya. Perlu adanya paparan hal tentang bahan- bahan herbal. Bisa dari
berbagai media ataupun lainnya. Sehingga pemikiran masyarakat akan obat herbal
semakin luas dan herbal bisa diterapkan dalam kehidupan.Karena pengobatan
herbal sangat bermanfaat dan meminimalisir tingkat bahaya dalam tubuh dibanding
obat kimiawi.
0 komentar:
Posting Komentar